Teknik Akupuntur (Tusuk Jarum)
Teknik Akupuntur (Tusuk Jarum)
Mekanisme-mekanisme kerja teknik akupuntur atau dikenal juga
dengan sebutan teknik tusuk jarum terdiri dari beberapa efek yang
mempengaruhi saraf perifer.
Mekanisme-mekanisme kerja teknik akupuntur
atau dikenal juga dengan sebutan teknik tusuk jarum terdiri dari
beberapa efek-efek pada sistem persarafan perifer. Berikut beberapa efek
kerja teknik akupuntur:Efek Segmental Akupuntur
Cara kerja akupuntur jarum dengan cara memberikan stimulus pada bagian saraf-saraf perifer. Apabila dikompromisasi dengan anestesi lokal sebelum dilakukan stimulasi akupuntur, akibatnya efek dari akupuntur tidak ada. Tusuk jarum yang menstimulasi serabut-A akan mengakibatkan modulasi sensoris pada bagian ujung dorsal (dorsal horn = DH) di tingkat segmental yang saling terkait melalui pelepasan met-enkefalin. Gambar berikut akan menjelaskan bagaimana jalur neurofisiologis yang juga sebagai jalur kerja tusuk jarum akupuntur.

Efek Heterosegmental Akupuntur
Pemberian stimulus nyeri seperti jarum terhadap Kontrol inhibitor nyeri yang difus (diffuse noxious inhibitory control = DNIC) akan mengakibatkan efek analgetik yang sifatnya heterosegmental. Jalur spinotalamus dan spinoretikular juga distimulasi pada bagian DH. Relai tersebut, melalui otak bagian tengah, bersinaps di dalam periaquaduktal abu-abu (periaqueductal grey = PAG). Selanjutnya, menstimulasi serabut-serabut inhibitoris desenden, yang mempengaruhi proses aferen. Oleh karena itu, efek analgetik heterosegmental (yaitu, pada masing-masing tingkatan di seluruh tubuh) dapat dicapai. Noradrenalin dan serotonin (5-hidroksitriptamin (5-HT)) (melalui inhibisi desenden) merupakan neurotransmiter-neurotransmiter kunci yang bertanggung jawab terhadap modulasi nyeri. Efek-efek umum
Respon-respon akupuntur dapat dihasilkan dari :
- Adanya pelepasan zat met-enkefalin, dinorfin dan ?-endorfin, yang memberikan stimulus reseptor-reseptor opioid ? (DOP), opioid ? (KOP) dan opioid ยต (MOP). Oleh karena itu, akupuntur serupa dengan latihan fisik yang dilakukan untuk memberikan stimulasi pada peptide-peptida opioid endogen, yang mana sebagiannya mempunyai tanggung jawab terhadap pengalaman sensasi “perasaan nyaman” yang diciptakan oleh kebanyakan pengobatan akupuntur selanjutnya.
- Regulasi produksi opioid endogen – menciptakan suatu mekanisme untuk menghasilkan efek yang terus-menerus.
- Perubahan-perubahan ekspresi gen – ‘top-up’ menjadi hal yang harus ada untuk mempertahankan efek analgetik agar tetap ‘hidup’.
- Pelepasan :
- 5-HT, yang meningkatkan efek analgetik (melalui DNIC) dan mood.
- Oksitosin, yang bersifat analgetik dan ansiolitik.
- Steroid-steroid endogen, yang bersifat anti-inflamasi.
- Efek-efek otonom yang menyebar luas
- Peningkatan sistem imun (penelitian-penelitian sebelumnya).
Telah diperlihatkan bahwa akupuntur dapat menyebabkan terjadinya pelepasan peptida-peptida trofik dan vasoaktif termasuk neuropeptida Y (NPY), calcitonin gene related peptide (CGRP) dan vasoactive intestinal peptide (VIP). Neuropeptida-neuropeptida tersebut akan meningkatkan aliran darah di kutan dan telah ditemukan bahwa neuropeptida-neuropeptida tersebut dapat meningkatkan harapan hidup manusia dan hewan dengan iskemik muskulokutaneus flap.
Referensi
Akupuntur – Bagian Anestesi FKUNHAS
Komentar
Posting Komentar